Senin, 24 Maret 2014

PERSONAL HYGIENE

PERSONAL HYGIENE 


A.    KONSEP DASAR PERSONAL HYGIENE
Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Begitu pula pada penderita pasca stroke yang mengalami hemiplegia ataupun hemiparesis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada penderita pasca stroke. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologis. Sampel penelitian sebanyak 4 orang diperoleh dengan teknik purposive sample. Hasil penelitian dari 4 informan menunjukkan bahwa pengetahuan informan mengenai personal hygiene sudah baik terbukti informan dapat menyebutkan pengertian dan tujuan dari personal hygiene. Selain itu sebagian besar pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dilakukan secara mandiri kecuali untuk perawatan kuku kaki dan tangan yang masih bergantung pada orang lain. Modifikasi juga dilakukan oleh informan untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Dukungan serta bantuan keluarga masih sangat diperlukan oleh penderita pasca stroke dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene walaupun sebagian besar dari mereka sudah dapat melakukan sendiri secara mandiri. Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.
B.     MACAM-MACAM PERSONAL HYGIENE DAN MANFAATNYA
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakanmemiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene dan tujuannya adalah:
1.      Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan
infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.
2.      Mandi
memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total. Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan kebutuhan personal higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan memandikan pasien di tempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering. Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat atau anggota keluarga harus ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.
3.      Hygiene mulut
 pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.
4.      Perawatan mata, hidung, dan telinga
perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus – menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari – hari.
5.      Perawatan rambut
            penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.
6.      Perawatan kaki dan kuku
kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
7.      Perawatan genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.
Jenis personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya
Menurut Alimul (2006) personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya dibagi menjadi empat yaitu:
1.      Perawatan dini hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi , mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan melakukan tindakan personal hygiene, seperti mencuci muka, tangan, menjaga kebersihan mulut, .
2.      Perawatan pagi hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalampemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. Hal ini sering disebut sebagai perawatan pagi yang lengkap.
3.      Perawatan siang hari
merupakan personal hygiene yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang dimana pasien yang dirawat di rumah sakit seringkali menjalani banyak tes diagnostik yang melelahkan atau prosedur di pagi hari. Berbagai tindakan personal hygiene yang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.
4.      Perawatan menjelang tidur
merupakan personal hygiene yang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.
C.    FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERSIHAN DIRI
Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
1.            Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.
2.            Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
3.            Status sosio-ekonomi
sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.
4.            Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
5.            Variable kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
6.            Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7.            kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.
D.    KELAINAN / PATOFISIOLOLOGI GIGI DAN MULUT
Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Bila tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama bakteri akan tetap melekat pada gigi kita dan akan bertambah banyak dan membentuk koloni yang disebut plak, yaitu lapisan film tipis, lengket dan tidak berwarna. Plak merupakan tempat pertumbuhan ideal bagi bakteri yang dapat memproduksi asam. Jika tidak disingkirkan dengan melakukan penyikatan gigi, asam tersebut akhirnya akan menghancurkan email gigi dan akhirnya menyebabkan gigi berlubang
Selain itu plak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jaringan pendukung gigi seperti gusi dan tulang pendukungnya. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang menempel pada plak di atas permukaan gigi dan di atas garis gusi. Kuman-kuman pada plak menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga terjadi radang gusi, dan gusi menjadi mudah berdarah.
Bila dibiarkan, keadaan ini dapat menjadi lebih buruk dengan bergeraknya gusi dari perlekatannya dengan gigi, sehingga mempengaruhi tulang pendukung dan ligamen (jaringan pengikat) sekitarnya dan menyebabkan tanggalnya gigi.
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak sedap.Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan perawatan yang tepat. Namun, oleh karena berbagai faktor (misalnya biaya dokter gigi yang relatif lebih mahal daripada dokter umum) kesehatan gigi seringkali tidak menjadi prioritas. Kita hanya pergi ke dokter gigi kalau keadaan gigi sudah parah dan rasa sakit tidak tertahankan lagi
Padahal, gigi yang sudah dalam keadaan terinfeksi berat dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Selain itu, gigi yang tidak terawat juga menyebabkan nafas tidak segar yang ujung-ujungnya bisa menghambat pergaulan. Karena itulah, sebagai remaja (apalagi yang sedang melakukan pendekatan pada pujaan hati) kita harus tahu seluk beluk perawatan mulut dan gigi.
Beberapa gangguan yang terjadi pada gigi dan mulut :
Bau mulut
Selain rasa sakit, akibat paling nyata dari buruknya kondisi mulut dan gigi adalah bau mulut. Bau mulut sendiri dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal biasanya disebabkan oleh penyakit sistemik yang merupakan tanda-tanda adanya masalah kesehatan lain, seperti diabetes melitus, kelainan pada saluran pencernaan atau pernafasan, penyakit-penyakit pada kerongkongan
Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh jenis makanan yang dimakan seperti pengaruh minuman kopi, alkohol, makanan berbumbu bawang putih atau bawang merah, faktor pembersihan gigi yang tidak optimal, dan kebiasaan merokok.
Mulut yang kering karena kurang minum air juga merupakan kontributor penyebab masalah bau mulut. Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari bau mulut kita juga kurang sedap, yang segera hilang setelah kita sikat gigi dan minum air.
Akibat lain dari gigi tidak terawat
Walaupun amat jarang terjadi, penyakit gigi terkadang dapat juga menyebabkan kematian. Gigi berlubang yang didiamkan dan tidak dirawat akan menjadi sumber infeksi dan dapat mempengaruhi kondisi organ lainnya
Bakteri dari gigi berlubang dapat terus menembus jaringan lebih dalam yang disebut pulpa gigi yang terdiri dari jaringan syaraf, pembuluh darah dan limfe. Bakteri kemudian menghancurkan seluruh pulpa, terkadang sampai tidak ada lagi jaringan pulpa yang masih hidup.
Keadaan ini memungkinkan terjadinya pembengkakan pada ujung akar berbentuk kantung yang disebut granuloma. Granuloma mengandung jaringan lunak, bakteri, nanah dan lain sebagainya, yang dapat tertekan dalam aliran darah sehingga terbawa ke bagian lain dari tubuh. Selain aliran darah, penyebaran bakteri atau nanah ini dapat juga melalui saluran limfe, hubungan langsung dengan saluran pernafasan dan saluran pencernaan.
Penyebaran bakteri ke daerah lain juga dapat menimbulkan penyakit seperti misalnya pada mata, hidung, jantung, persendian, sakit, penyakit pada saluran pencernaan. Keadaan ini disebut sebagai infeksi fokal.
Masalah Mulut Lain
Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, seperti tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakyeri, virus, atau jamur; atau penggunaan obat kemoterapi. Glositis adalah peradangan lidah hasil karena penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau gigitan. Gengikitis adalah peradangan gusi, biasanya karena higiene mulut yang buruk atau terjadi tanda leukimia, defisiensi vitamin, atau diabetes melitus. Perawatan mulut khusus merupakan keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut yang berhubungan dengan mudah mengarah kepada malnutrisi, yang merupakan perhatian utama bagi klien yang memiliki kanker (Griefzu, Radjeski, Winnick, 1990).
E. NURSING PROSES
A. Pengkajian
Pengkajian perawat tentang bibir,gigi,mukosa buccal,gusi,langit-langit,dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang warna,hidrasi,tekstur,dan lukannya. Klien yang tidak mengikuti praktik hygiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi,gusiyang meradang,gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin gusi),karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis. Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umum dari penyakit gusi atau gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti treponeme pallidum, neisseria gonorrhoeae, dan hominis virus herpes. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi,sangat penting mungumpulkan data dasr mengenai keadaan rongga mult klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk perwatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan ( Greifzu Radjeski, Winnick, 1990).
Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan aktual atau potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan klien untuk bantuan perawatan mulut karena defisit perawatan-diri. Identifikai diagnosa yang akurat memerlukan seleksi faktor yang berhubungan yang menyebabkan masalah klien. Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi, misalnya, akan memerlukan intervensi berbeda dari pada kerusakan mukosa akibat penempatan selang andotrakea.
B.Perencanaan
Menyusun rencana keperawatan untuk klien yang membutuhkan higiene mulut termasuk mempertimbangkan pilihan, status emosional, sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik klien. Perawatan harus membina hubungan yang baik dengan klien untuk membantu praktik higiene mulut. Beberapa klien sanat sensitif tentang kondisi mulut mereka dan enggan membiarkan orang lain merawat. Dalam banyak kasus, klien (seperti yang terkena diabetes dan kanker ) juga tidak sadar bahwamereka berisiko penyakit gigi dan periodontal dan karenanya memerlukan pendidikan ekstensif. Klien yang mengalami perubahan mukosa akan memerlukan perawatan jangka panjang. Hasil tidak dapat terlihat untuk beberapa hari atau minggu. Keluarga dapat memainkan peranan penting dalam pembelajaran bagaimana untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan higiene mulut meliputi sebagai berikut :
  1. Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik.
  2. Klien mampu melakukan sendiri perawatan higiene- mulut dengan benar.
  3. Klien akan mencapai rasa nyaman .
  4. klien akan memahami praktik higiene-mulut.
C. Implementasi
Higiene mulut yang baik termasuk kabersihan, kenyaman, dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perwatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi tindakan higiene bergantung pada rongga mulut klien.
D. Evaluasi
• Melihat kembali perkembangan kesembuhan klien
• Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak dapat dilihat dalam beberapa hari
• Pembersihan yang berulang-ulang harus sering kali dilakukan.
• Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi

 

Duduk Terlalu Lama? 5 Bahaya, dan 5 Tips Mengatasinya!

Duduk Terlalu Lama? 5 Bahaya, dan 5 Tips Mengatasinya!

(Andrey Popov/Shutterstock)

Kabar buruk terutama bagi Anda yang seorang pegawai kantoran, di mana anda harus duduk berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaan Anda. Duduk terlalu lama sangat berisiko terhadap kesehatan Anda. Apalagi bagi Anda yang telah kecanduan game online atau jejaring sosial sampai Anda lupa, telah berapa lama duduk asyik di depan komputer atau laptop.

Ada beberapa risiko yang mungkin bisa terjadi jika Anda duduk terlalu lama yakni 8 hingga 10 jam dengan posisi yang sama:

1. Sakit punggung
Salah satu akibat duduk terlalu lama adalah terasanya sakit pada punggung bagian bawah atau pada bagian tulang belakang secara keseluruhan. Hal itu dikarenakan otot menjadi kaku akibat duduk terlalu lama.

2. Gangguan fungsi metabolisme tubuh
Menurut sebuah penelitian, duduk terlalu lama sampai berjam-jam dapat mengganggu sistem metabolisme dalam tubuh. Efek yang ditimbulkan adalah terjadi peningkatan kolesterol dalam tubuh. Ini akan mengakibatkan pada masalah kesehatan secara keseluruhan.

3. Meningkatnya resiko diabetes
Wanita yang duduk selama 7 jam sehari memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena diabetes tipe 2. Bila kebiasaan ini dilakukan rutin secara terus-menerus setiap hari, maka siap-siap untuk terkena penyakit ini. Kenapa? Karena duduk terlalu lama mengurangi kerja tubuh kita yang seharusnya membakar gula dalam tubuh untuk dijadikan tenaga. Jika gula dalam tubuh ini tidak banyak dibakar, maka akan meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes.
Artikel Terkait 

4. Nyeri di leher
Duduk dalam posisi tegak berjam-jam akan menimbulkan rasa nyeri pada bagian leher. Rasa sakit ini disebabkan karena adanya peradangan pada bagian sendi tulang belakang.

5. Mati muda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama Anda duduk, maka semakin pendek pula usia Anda. Ini dikarenakan duduk selama berjam-jam akan mengembangkan lemak darah dan juga meningkatkan kadar kolesterol. Resiko yang terjadi adalah Anda bisa terkena penyakit kardiovaskular yakni sereangan jantung dan juga penyakit lainnya yang dapat menyebabkan kematian.

Namun dari semua kabar buruk tersebut, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari gangguan kesehatan akibat duduk terlalu lama, yaitu :

1. Minumlah lebih banyak air
Selain minum air sangat baik bagi kesehatan, hal ini akan “memaksa” Anda untuk lebih sering berdiri walau hanya sekadar mengambil air. Ini juga memungkinkan Anda untuk sering pergi ke toilet.

2. Berdiri sebentar setiap 30 menit sekali
Berdirilah atau melakukan aktivitas ringan setiap 30 menit sekali untuk merilekskan tubuh anda dari kekakuan. Anda bisa sesekali memutar lengan Anda atau menggerakkan kepala Anda.

3. Gunakan tangga
Daripada menggunakan lift, lebih baik menggunakan tangga sekalian “olahraga ringan”. Aktivitas ini dapat membuat tubuh Anda lebih bugar.

4. Gunakan meja yang fleksibel
Jika memungkinkan, gunakan meja yang bisa diatur ketinggiannya, sehingga dapat diubah posisinya untuk digunakan saat duduk ataupun berdiri.

5. Hampiri rekan kerja Anda
Hampiri langsung rekan kerja Anda bila ingin menyampaikan sesuatu daripada menggunakan telepon atau pesan singkat, seperti SMS maupun BBM.

Intinya, perbanyaklah bergerak dan berdiri. Entah bagaimanapun caranya. Sering pula berolahraga tiap pekan. Kolesterol yang menumpuk akbiat duduk terlalu lama dapat diantisipasi dengan olahraga yang teratur

Jumat, 07 Maret 2014

Efek Positif dan Negatif Kafein Bagi Tubuh

Efek Positif dan Negatif Kafein Bagi Tubuh

Efek samping kafein bagi kesehatan telah dipelajari secara ekstensif, efek kafein untuk jangka pendek seperti sakit kepala, mual, kecemasan telah terbukti sebagai gejala ringan efek dari mengkonsumis kafein sedangkan untuk jangka panjang mengkonsumsi kafein dapat mengurangi resiko penyakit seperti Parkinson, diabetes tipe 2, penyakit hati dan penyakit kardiovaskular, efek kafein juga bisa membuat orang waspada, merangsang otot jantung, otot polos, meningkatkan sekresi lambung dan menghasilkan diuresesis.
Berikut adalah efek positif dan negatif kafein Bagi Tubuh
Efek positif :
  • Mengkonsumsi kafein dalam jangka panjang dikaitkan dapat mengurangi resiko penyakit jantung dan diabetes.
  • Penelitian awal meunjukan bahwa mengkonsumsi kafein meminimalkan penurunan kognitif yang terkait dengan penuaan termasuk mengurangi resiko penyakit Alzheimer.
  • Kafein meningkatkan kadar neurotransmiter seperti norepinefrin , asetilkolin , dopamin, serotonin, epinefrin dan glutamat.
  • Asetilkolin dalam kafein dikaitkan dengan perhatian, konsentrasi belajar, dan memori, tetapi tidak ada bukti konklusif bahwa kafein memiliki efek pada memori dan fungsi kognitif.
  • Mengkonsumsi kafein dengan dosis rendah menunjukan kewaspadaan dan penurunan kelelahan.
  • Kafein telah terbukti meningkatkan tingkat metabolisme.
  • Kafein dapat mengurangi risiko terkena kanker dan menghasilkan keterlambatan dalam onset rata-rata kanker.
  • Kafein dikaitkan dengan penurunan resiko penyakit Parkinson dan penggunaan kafein dipelajari sebagai pengobatan untuk penyakit gejala Parkinson.
  • Kafein dapat menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2.
  • Kafein dapat mengurangi jenis tertentu penyakit kanker hati.
  • Kafein mungkin menjadi sumber aktivitas antioksidan menyehatkan terhadap beberapa radikal bebas dalam tubuh.
  • Kopi mengandung kafein dapat meningkatkan efektivitas penyerapan gastrointestinal beberapa pembunuh rasa sakit.
Dalam studi ini adalah manfaat terbesar yang diamati pada mereka yang minum kopi dalam waktu yang panjang dalam hidup mereka.
Efek Negatif Kafein :
  • Kafein dapat meningkatkan tekanan darah tinggi dan peningkatan stroke serta penyakit pembuluh darah otak yang pada gilirannya meningkatkan risiko demensia multi-infark.
  • Kafein dapat mengurangi kontrol gerakan motorik halus (misalnya tangan menjadi gemetar)
  • Kafein dapat meningkatkan sekresi kortisol.
  • Kafein dapat berkontribusi terhadap peningkatan insomnia dan latensi tidur.
  • Kafein adalah zat adiktif, kafein dapat menghasilkan sakit kepala.
  • Dosis tinggi kafein (300 mg atau lebih tinggi) dapat menyebabkan kecemasan.
  • Konsumsi kafein yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan mengalami halusinasi pendengaran.
  • Konsumsi kafein yang tinggi mempercepat keropos tulang di tulang belakang pada wanita pascamenopause.

Sabtu, 01 Maret 2014

Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan Varises

Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan Varises -



Varises penyakit yang biasa muncul dibagian kaki tepatnya pada bagian betis ini memang tidak terlalu berbahaya namun  akan berbahaya bila varises tumbuh pada bagian vital tubuh seperti esophagus, scrotum dan vulva. Varises adalah sebuah kondisi dimana pembuluh vena normal mengalami pelebaran atau dilatasi akibat pengaruh peningkatan tekanan vena. Pembuluh darah vena berfungsi mengangkut darah, sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung. Varises dapat mengahambat peredaran darah yang menyebabkan tubuh kita akan merasa nyeri dan lelah. Bentuk varises cenderung berwarna kehijauan dan ukurannya bervariasi, berukuran besar dan juga kecil, bisa memanjang dan juga pendek. Varises dapat terjadi dimana saja pada bagian tubuh pada kaki, tangan, esophagus, scrotum dan vulva. Namun yang paling sering yaitu pada bagian betis. Penyakit varises pada kaki terutama disekitar betis akan membentuk urat-urat yang menonjol keluar. Bagi wanita yang bekerja dan sangat mementingkan penampilan penyakit ini sangat mengganggu dan mengurangi rasa percaya diri dengan bentuk otot otot yang menonjol keluar.

Penyebab Varises pada Kaki

  • Memakai sepatu hak tinggi
    Hak sepatu yang terlalu tinggi membuat gerak otot tumit yang berfungsi membantu kerja pembuluh darah, menjadi tidak maksimal.
  • Faktor keturunan
    Varises biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat badan. Varises yang terjadi di usia muda, kemungkinan besar disebabkan faktor keturunan.
  • Kehamilan
    Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan saat hamil yang kaki semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari kaki, tungkai, pangkal paha dan perut bagian bawah pun terhambat.
  • Terlalu banyak berdiri
    Berdiri terlalu lama membuat kaki terlalu berat menahan tubuh dan memperparah beban kerja pembuluh vena dalam mengalirkan darah. Bila profesi Anda mengharuskan banyak berdiri, usahakan untuk tidak berdiri dengan posisi statis (diam), tapi tetap bergerak. Misalnya dengan berjalan di tempat, agar otot tungkai dapat terus bekerja memompa darah ke jantung.
  • Kurang gerak
    Gaya hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah vena tidak mampu memompa darah secara maksimal.
  • Merokok
    Kandungan zat berbahaya dalam rokok membuat pembuluh darah menjadi kaku dan terjadi penyempitan, sehingga dinding pembuluh tidak elastis lagi.
  • Kolesterol tinggi
    Kedua jenis penyakit ini berhubungan erat dengan masalah peredaran darah, kelainan pembuluh darah dan kegemukan yang memicu terjadinya varises.

Gejala / Tanda – tanda Varises

  • Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot yang mudah pegal, kaku, panas dan sakit di seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.
  • Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.
  • Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy).
  • Perubahan warna kulit (pigmentasi) di seputar mata kaki, akibat tidak lancarnya aliran darah. Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.
  • Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah.
  • Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak urat kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan gejala varises kronis.

Pencegahan dan Pengobatan Varises

  • Setelah beraktivitas seharian, berbaringlah dengan posisi kaki dan tungkai lebih tinggi dari jantung selama 20 menit. Bagi yang sudah terkena varises usahakan tidur dengan posisi seperti ini untuk melancarkan peredaran darah ke jantung.
  • Lakukan olahraga secara rutin
  • Usahakan agar tidak berdiri terlalu lama
  • Jangan memijat terlalu keras daerah varises, karena dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah vena.
  • Sering duduk berselonjor kaki
  • Perbanyak makan yang berserat tinggi, dan kurangi yang mengandung protein hewani

Pengobatan Alernatif untuk Varises

  • Konsumsi makanan kaya lesitin, seperti kacang kedelai; peterseli, air jahe serta pepermint yang bermanfaat memperlancar sirkulasi darah dan menguatkan dinding pembuluh darah.
  • Pijat aroma terapi dengan bahan minyak cypress yang berkhasiat merangsang sirkulasi darah dan menguatkan dinding pembuluh darah. Pilihan lainnya: minyak lavender, rosemary, mint atau lemon.
  • Berendam bergantian di air hangat (suhu 41-43 derajat Celcius) dan air dingin (suhu 15 derajat Celcius), masing-masing selama 15-30 detik dan di ulang selama 30 menit, untuk melancarkan peredaran darah serta menguatkan dinding pembuluh darah. Atau semprotkan kaki secara bergantian, terutama di daerah betis bagian belakang, dengan air panas dan air dingin seperti di atas.
  • Pijat refleksi di ujung saraf telapak kaki dapat membantu membuang tumpukan kristal dari sisa metabolisme di ujung-ujung syaraf, atau lakukan akupunktur dan akupresur di titik-titik tertentu.