Rabu, 09 Oktober 2013

Menciptakan Generasi Cerdas sejak Dini


Kata Pengantar


            Puji syukur saya kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan Berkat-Nyalah saya dapat menyelesaikan resume “Menciptakan Generasi Cerdas sejak Dini” ini walau pun masih jauh dari kesempurnaan.
            Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Mengingat bahwa semua manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan terutama di arahkan pada arah yang positif dan kreatif sehingga menciptakan generasi cerdas sejak dini sangat penting, karena untuk menumbuhkan kecerdasan pada anak-anak membuthkan proses yang sangat lama, mungkin seumur hidup akan selalu belajar untuk menjadi yang terbaik.
Semoga dengan adanya ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat di terapkan pada masa mendatang ketika kita sudah mulai bembina hubungan kekeluargaan, dan itu saya harapkan dapat kita mulai sejak sekarang yaitu pada diri kita sendiri.


Yogyakarta, 7 Mei 2013



Penyusun








 

Daftar isi









BAB I Pendahuluan

1.1    Latar Belakang

Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Kesepakatan para ahli menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa. Namun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki (Ani Cahyani, Mubin. 2006 : 21-22).
Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangannya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting.
Proses tersebut merupakan proses sosialisasi yang mendudukan anak-anak sebagai insan yang secara aktif merupakan proses sosialisasi.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan adanya malakah ini kita dapat merumuskan masalah yang berhubungan dengan:
1.      Apakah yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?
2.      Bagaimana perawatan anak dengan gangguan tumbuh kembang?
3.      Bagaimana gejalah-gejalah pada anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang?
4.      Bagaimana perawatan anak yang mengalami ganguan tumbuh kembang?
5.      Bagaimana cara menciptakan generasi mendatang yang cerdas, ceria, kreatif dan berbudi luhur?
6.      Bagaimana cara mendidik anak dengan cinta?

1.3  Tujuan

Tujuan umum :
·         Kita dapat mengetahui bagaimana menciptakan generasi cerdas sejak dini
Tujuan khusus :
·         Kita dapat mengetahui apa saja yang  mempengaruhi tumbuh kembang anak.
·         Kita dapat mengetahui bagaimana perawatan anak dengan gangguan tumbuh kembang.
·         Kita dapat mengetahui bagaimana gejalah-gejalah pada anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang.
·         Kita dapat mengetahui bagaimana perawatan anak yang mengalami ganguan tumbuh kembang.
·         Kita dapat mengetahui bagaimana cara menciptakan generasi mendatang yang cerdas, ceria, kreatif dan berbudi luhur.
·         Kita dapat mengetahui bagaimana cara mendidik anak dengan cinta.



























 


BAB II Teori


            Psikologi perkembangan anak adalah ilmu yang mempelajari prilaku seorang individu. Jika kita berbicara tentang Psikologi perkembangan anak pastilah akan berbicara pula tentang ciri - ciri perkembangannya. 

Menurut Anna Freud ada 4 perbedaan penting ciri perkembangan psikologi anak yaitu :
  1. Anak bersifat egocentris.
  2. Organ seksual dari anak belum berkembang sempurna.
  3. Pada anak-anak (usia kurang dari 7 tahun) proses berpikirnya banyak dipengaruhi dorongan keinginan dan fantasinya.
  4. Pada anak waktu ditentukan oleh dominasi dari Id dan Ego.
Awal masa kanak-kanak yang berlangsung dari dua sampai enam tahun, oleh orang tua disebut sebagai usia yang problematic, menyulitkan atau masa bermain, oleh para pendidik dinamakan sebagai usia prasekola,dan oleh ahli psikoligi disebut dengan prakelompok, penjajah atau usia bertanya.
 Perkembangan fisik berjalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang dasarnya diletakan pada masa bayi, menjadi cukup baik. Berbagai hubungan keluarga, orang tua anak, antar saudara dan lingkungan sangat berperan dalam sosialisasi anak dan perkembangan konsep diri dalam tingkat kepentingan yang berbeda.
Kebahagiaan pada awal masa kanak-kanak bergantung lebih kepada kejadian yang menimpa anak dirumah daripada kejadian diluar rumah. Awal masa kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai pelbagai ketrampilan karena anak senang mengulang, hal mana penting untuk belajar ketrampilan, anak yang pemberani dan senang mencoba hal-hal yang baru, dank arena hanya memiliki beberapa ketrampilan maka tidak mengganggu usaha penambahan ketrampilan baru.
Berbeda dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus, anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka dari anak- anak normal pada umumnya. Keadaan inilah yang menuntut pemahaman terhadap hakikat anak berkebutuhan khusus. Keragaman anak berkebutuhan khusus terkadang menyulitkan guru dalam upaya mengenali jenis dan pemberian layanan pendidikan yang sesuai. Namun apabila guru telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hakikat anak berkebutuhan khusus,maka mereka akan dapat memenuhi kebutuhan anak yang sesuai. Membicarakan anak-anak berkebutuhan khusus, sesungguhnya banyak sekali variasi dan derajat kelainan. Ini mencakup anak-anak yang mengalami kelainan fisik, mental-intelektual, sosial-emosional, maupun masalah akademik.
Di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang terbaru, peristilahan Pendidikan Luar Biasa telah diganti dengan Pendidikan Khusus. Ini mengandung konsekuensi terhadap penggunaan istilah baik kelembagaan maupun subyek peserta didik. Demikian pula halnya dengan wacana yang berkembang secara intenasional tentang peristilahan anak luar biasa, yang dewasa ini sering disebut dengan istilah special needs educational children atau anak dengan kebutuhan pendidikan khusus.
Faktor Penyebab dan Waktu Terjadinya Keluarbiasaan
1. Faktor keturunan (hereditas): Bawaan dari turunan/orang tua.
2. Faktor sebelum lahir (prenatal) :
- Ketika dalam kandungan keracunan, kekurangan gizi, terkena infeksi.
- Waktu hamil ibunya penderita penyakit kronis, dan lain-lain.
3. Faktor ketika lahir (natal) :
- Persalinan yang lama sehingga kehabisan cairan
- Persalinan dibantu dengan alat (syaraf terganggu)
4. Faktor sesudah lahir (post natal) :  Karena sakit, kecelakaan atau karena salah obat.




 






BAB III Tampilan Sajian Resume


3.1 Perawatan anak dengan gangguan tumbuh kembang. (Oleh : Atik  Badi’ah, S.Pd,  S.Kp, M.Kes)

3.1.1 Pertumbuhan dan perkembangan
            Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses dari manusia normal mulai janin hingga meninggal. Tahapan pertumbuhan yang signifikan hanya terjadi pada fase janin hingga anak-anak 0 tahun hingga 21 tahun. Tahapan tumbuh kembang dimulai dari neonatus  (0-28 hari) hingga remaja (12-18 tahun / 21 tahun).
            Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif, adanya perubahan dalam struktur dan ukuran tubuh (fisik).
            Perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitan dengan lingkungan.
            3.1.2 Perawatan anak dengan gangguan tumbuh kembang.
a.       Autis
Autis adalah gangguan perkembangan yang kompleks yang umumnya muncul sebelum usia tiga tahun sebagai hasil dari gangguan  neurologis yang mempengaruhi fungsi normal otak.
·         Gejalah anak autis adalah:
a.       Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain
b.      Tertawa tidak pada tempatnya
c.       Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata
d.      Menunjukkan ketidak pekaan terhadap nyeri
e.       Jarang memainkan permainan khayalan
f.       Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka.
g.      Terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik.
h.      Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif
i.        Tidak memberikan respon
j.        Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan
k.      Tidak takut akan bahaya
l.        Terpaku pada permainan yang aneh
m.    Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)
n.      Tidak mau dipeluk
o.      Tidak memberikan respon terrhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli
p.      Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk
q.      Mudah jengkel atau kesal
r.        Melakukan gerakan secara berulang (misalnya bergoyang-goyang atau mengepak-ngepakkan tangannya)
s.       Mengalami keterlambatan bicara
t.        Perilaku agresif atau melukai diri sendiri.
·         Perawatan anak autis :
a.       Konseling kepada orang tua  / keluarganya untuk meningkatkan perkembangan emosi anak dengan kasih sayang dan kesabaran.
b.      Membangun kerja sama orang tua dan keluarga dengan anak.
c.       Melatih anak dan orang tua dalam perawatan diri agar terampil mengurus atau menolong diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak tergantung pada orang lain.
d.      Modifikasi perilaku dengan bantuan tenaga profesional, misalnya dalam pendekatan ABA (applied behavior analisis) untuk menguasai keterampilan yang diperlukan yang berfungsi dalam lingkungan.
e.       Terapi integrasi sensori untuk menghadapi stiimulasi sensori antara lain jalan, naik turun tangga, berenagn, naik sepeda, sepatu roda, dll.
f.       Membantu anak memahami kehidupan dengan lebih baik juga membantu anak mengembangkan pemahaman tentang waktu dan pentingnya menhargai lingkungan.
g.      Berinteraksi dengan anak lain dalam situasi bermain yang melibatkan sentuhan dan kontak mata yang memadai.
h.      Pendidikan dan pelatihan untuk anak autis.
i.        Melatih  komunikasi anak autis dengan 4 tahap yaitu:
1.      The own agenda stage yaitu anak tidak tergantung orang lain, ingin melakukan sesuatu sendiri, kurang berinteraksi dengan orang tua dan  tidak pernah berinteraksi dengan orang lain.
2.      The requesten stage yaitu anak mulai dapat berinteraksi walaupun dengan singkat, menggunakan suara ataupun dengan mengulang beberapa kata untuk menenangkan diri atau memfokuskan diri .
3.      The early communicator stage yaituanak dapat berkumunikasi dengan orang tua dan orang yang dikenal, meminta dan merespon dengan mengulang  apa yang dikatakan (echolali).
4.      The partner stage yaitu anak dapat berinteraksi lebih lama dengan orang lain dan bemain dengan anak lain, sudah dapat menggunakan kata-kata atau metode lain dalam berkomunikasi.
b.      Ganguan Pemusatan Perhatian Hiperaktif (GPPH) atau Attention Deficit Hyperaktivity Disorder (ADHD).
GPPH adlah gangguan tingkahlaku yang tidak normal yang disebabkan disfungsi neurogia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan  perhatian.
·         Gejalah anak GPPH adalah:
a.       Gelisah
b.      Berlari atau memenjat dengan tidak semestinya.
c.       Tidak bisa bermain dengan tenang.
d.      Sulit konsenstrasi
e.       Memberikan jawaban yang tidak jelas
f.       Suka mengintrupsikan orang lain
g.      Tidak bisa tinggal diam
h.      Berbicara terlalu banyak
i.        Tidak sabar jika harus menunggu giliran
·         Perawatan anak GPPH:
a.       Konseling pada orang tua untuku mengarahkan mental anak agar dapat menjadi lebih tenang.
b.      Konselingnpada orang tua agar dapat mendampingi belajar anak yang efektif.
c.       Jangan memberikan kekerasan atau hukuman fisik.
d.      Berikan anak pujian saat mampu melakukan tindakan positif.
e.       Beri sugiesti positif atau nesehat saat mau tidur.
f.       Jalin dan perbanyak komunikasi sesering mungkin dengan anak.
g.      Mengulangi pelajaran (remedial).
h.      Jangan memberi sebutan anak dengan sebutan nakal, malas dan bodoh.
i.        Arahkan hobi dan kegemaran anak.
j.        Latih napas dalam ketika anak ingin menenangkan diri.
c.       Retardasi Mental (RM)
RM adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki kemampuan mental yang tidak mencukupi.
·         Gejalah Retardasi Mental:
a.       Ganggusn kognitif (pola, proses pikir)
b.      Lambatnya keterampilan ekspresi dan persepsi bahasa.
c.       Lingkar kepala di atas atau di bawah normal.
d.      Pertumbuhan dan perkembangan terlambat.
e.       Tonus otot abnormal (lenih sering tonus ooto lemah).
·         Perawatan anak RM:
Yang paling penting dalam perawatan anak dengan gangguan RM adalah dengan adanya dukungan atau peran orang tua didalamnya, sehingga anak mendapatkan seseorang yang dapat menjadi peran dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
d.      Down Syndrom (DS)
DS adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.
·         Gejalh anak DS:
a.       Penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microcephaly) dengan bagian antroposterior kepala mendatar
b.      Muka seperti orang mongoloid.
c.       Hidung datar dan masuk ke dalam.
d.      Jarak diantara 2 mata jauh dan berlebihan serta sipit.
e.       Mulut kecil, lidah besar dan mnejulur.
f.       Gangguan mengunya menelan dan berbicara.
g.      Hypogenitalism (penis, skrotum dan testis kecil) dan keterlambatan perkembangan pubertas.
h.      Kulit lembut, kering dan tipis.
i.        Kaki agak pendek dan jarang antara ibu jari kaki dan kedua agak jauh.
·         Perawatan anak DS:
a.       Berikan perawatan diri, makan, mandi, BAB dan BAK.
b.      Stimulasi senidi mungkin kepal bayi yang DS, terapi bicara, olah tubuh, karena otot-ototnya cenderung lemah.
c.       Memberikan rangsangan-rangsangan dengan permainan-permainan layaknya pada anak balita normal.
d.      Latih disiplin, berikan suatu jadwal kegiatan setiap hari.
e.       Terapi bicara
f.       Terapi remedial untuk dapat mengulang kembali apa yang telah dilakukan dan diucapkan.
g.      Terapisensori integrasi.
h.      Terapi tingkah laku.
i.        Terapi musik.

3.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tumbuh kembang anak agar     generasi mendatang cerdas, ceria, kreatif dan berbudi luhur. (Oleh Dr. Soeroyo Machfudz, MPH, SpA(K))

3.2.1. Tahapan-tahapan tumbuh-kembang manusia:
a.       Tahapan perinatal : mualai konsepsi s/d lahir.
b.      Tahapan neonatal : mulai lahir s/d 2 minggu.
c.       Tahap bayi : mulai 2 minggu s/d 2 tahun.
d.      Tahap anak awal : mulai 2-6 tahun.
e.       Tahap anak akhir : mulai 6- 12 tahun.
f.       Tahap remaja : mulai 12-18 tahun.
g.      Tahap dewasa awal : mulai 14-4 tahun.
h.      Tahap usia pertengahan : 40-60 tahun.
i.        Tahap usia lanjut : di atas 60  tahun.

3.2.2  pelayanan kesehatan anak :
a.       Utuh, tidak sepotong-sepotong.
b.      Promosi & preventif lebih baik.
c.       Lebih baik dicegah.
d.      Harus menilai anak secara komplit & menyeluruh.
e.       Komunikasi.
f.       Komprehensif holistik.

3.2.3  10 langkah menuju tumbuh-kembang anak optimal :
a.       Pemenuhan gizi & kesehatan.
b.      “wanted pregnancy and child”.
c.       Tidak mungkin instan.
d.      Orang tua sebagai figur idola.
e.       Sinkronisasi orang tua dan pengasuh.
f.       Jangan mengeluh masalah anak.
g.      Jangan menunda kebutuhan anak.
h.      Pendekatan penuh kasih sayang.
i.        Managemen bottom-up.
j.        Penanaman aqidah & akhlak karim.

3.2.3  Gangguan pertumbuhan :
a.       Short stature.
b.      Failure thrive.
c.       Malnutrisi.
d.      Obesitas.
e.       PKTB.
f.       Diare.
g.      Ispa.
h.      Anemia.

3.2.4  Gangguan perkembangan :
a.       Sindrom down.
b.      Autisme.
c.       Palsi serebral.
d.      GPPH.
e.       Retetaldasi mental.
f.       Learning disibility.
g.      Gangguan bicara.
h.      Gangguan pendengaran.

3.2.5  Kebutuhan dasar anak :
·      ASUH :
Gizi dan perawatan kesehatan dasar ( asi, imunisasi dan penimbangan teratur).
Asi eksklusif dari umur 0-2 tahun.
·      ASIH :
Kasih sayang, emosi, perhatian, peduli dan menciptakan kasih sayang.
·      ASAH :
Stimulasi, perkembangan bio-psiko-sosio-spiritual.

3.2.6  perkembangan kognitif :
·      Tergantung pada pengalaman : integritas dengan lingkungan.
·      Pengasuh yang baik : mampu merangsang bayi.
·      Kualitas interaksi pangasuh dan bayi, tanggap isyarat bayi.
·      Bayi belajar melalui : dengar, lihat, coba, berhasil dan ulangi.

3.2.7  Stimulasi dini untuk merangsang :
·      Otak kiri :
·      Konvergen (menyempit, menajam)
·      Logika-matamatika, rasional.
·      Tata bahasa, membaca, menulis.
·      Otak kanan :
·      Divergen (melebar, meluas).
·      Imajinasi, kreativitas,seni.
·      Musik, nyanyi.
·      Sosio-emosional, kerjasama, kepemimpinan.
·      Moral, spiritual.
·      Kecerdasan multipel : kecerdasan otak kanan dan kiri.

3.3 Mendidik dengan cinta. Dr. Seto Mulyadi, Psi, M. Si ( Kak Seto)

1. Kecerdasan anak :
Howard gardner dalam bukunya yang berjudul “multiple intelligences” mengatakan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai ternnyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang.
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur :
·         Kecerdasan mematika-logika.
Kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, kemampuan berpikir menurut aturan logika, memahami dan manganalisis pola angka-ngka serta memecahkan masalah dengan manggunakan kemampuan berpikir.
Anak-anak dengan kecerdasan ini cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab-akibat terjadi sesuatu.
·         Kecerdasan Bahasa.
Kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan.
Anak-anak dengan kecerdasan ini, umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa.
·         Kecerdasan Musikal.
Kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara non-verbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada irama.
Anak-anak jenis ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan iramayang indah.
·         Kecerdasan Visual spasial
Kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan antara obyek dan ruang.
Anak-anak ini memiliki kemampuan misalnya untuk menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya, atau kemampuan untuk mencu=iptakan bentuk-bentuk tiga dimensi.
·         Kecerdasan Kinestetik
Kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunaka bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.
Hal ini dapat di jumpai pada anak-anak yang unggul pada salah satu cabang olah raga.
·         Kecerdasan Inter-personal.
Kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain.
·         Kecerdasan Intra-personal.
Kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri.
·         Kecerdasan naturalisasi.
Kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam.
            Goleman menyebutkan ada lima wilayah kederdasan pribadi dalam bentuk kecerdasan emosional. Lima  wilayah tersebut adalah:
·         Kemampuan mengenali emosi diri.
Kemampuan seseorang dalam mengenali perasannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul.
·         Kemampuan Mengelola emosi.
Kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledakdan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara salah.
·         Kemampuan Memotivasi diri.
Kemampuan seseorang untuk memberikan semangat kepadadiri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat.
·         Kemampuan Mengenali emosi orang lain.
Kemampuan untuk mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga akan merasa senang dan dimengerti perasaannya.
·         Kemampuan Membina hubungan.
Kemampuan untuk mengelola emosi orang lain, sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat pergaulan seseorng menjadi labih luas.
2          Kecerdasan spiritual:
Danah Zohar dan Ian Marshal dalam bukunya yang berjudul “connecting with our spiritual intellegences” (2000), menyatakan bahwa dalam otak manusia ditemukan eksistensi God-Spot sebagai pusat spiritual yang terletak antara jaringan saraf dan otak.
Peran orang tua dan guru dalam upaya menumbuhkembangkan potensi pikir anak sangat penting. Sama pentingnya dalam orang tua dalam menumbuhkembangkan potensi kecerdasan anak pada bidang yang lainnya. Dalam hal ini, yang sebaiknya dilakukan oleh ornag tua adalah:
·         Usahakan untuk tidak mematikan spontalitas anak.
·         Usahakan untuk selalu tidak berprasangka buruk pada anak maupun orang lain.
·         Upayakan agar dapat mendidik dan membesarkan anak denagn kasih sayang serta keakraban dalam lingkungan keluarga.
·         Tumbuhkanlah rasa percaya diri anak dengan tidak menekan anak sehingga anak jadi takut mencoba sesuatau hal yang baru serta dapat mengambil kesimpulan yang salah terhadap suatu peristiwa.
·         Upayakan agar anak dapat membuat dan memiliki perioritas hidup.

 














BAB IV

Pembahasan

Anak sangat memerlukan perlakuan khusus, menurut Atik Badiah, anak dengan gangguan tumbuh kembang misalnya seperti gangguan autis dapat disembuhkan sesuai dengan tingkat keparahan autis itu sendiri. Jika seseorang berada pada tingkat ringan dan sedang dan pada tingkat IQ normal maka masih  mengupayakan penyembuhan yang maksimal yaitu dengan berlatih dan peran orang tua yang sangat penting dalam  membangun karakter dan disiplin anak, selain itu menurut beliau anak yang memiliki kemampuan melebihi kemampuan anak pada umumnya dalam hal intelektualitas tapi alangkah baiknya seorang anak berkembang sesuai tahapan perkembangannya sedangkan bayi yang lahirnya prematur adalah bayi yang lahir belum waktunnya dan tidak tidak semua bayi yang lahir prematur bermasalah.
            Dalam menciptakan generasi mudah yang cerdas, kreatif, ceria dan berbudi luhur adalah dengan menganggap bahwa anak adalah titipan Allah SWT, menjaganya dengan baik dan menganggap bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa. Menurut Dr. Soeroyo Mahfud menjaga anak bukan hanya sekedar melindungi anak dari sisi eksternal saja teteapi yang terpenting yaitu melindungi anak dari dalam diri anak itu sendiri yang akan memotivasi anak dan anak akan menemukan orang yang patut menjadi model peran dalam hidupnya. Menurutnya kebuthan dasar anak anak ada tiga yaitu Asah, Asih, Asuh dan orang tualah yang paling berperan.
Sedangkan dalam mendidik anak  membuat anak merasa bahwa ia lahir bukan sebagai miniatur orang dewasa. Menurut Kak Seto Muliyadi adalah mendidik dengan penuh cinta dan kasih dan memenuhi kebuthan belajar anak yaitu sesuai dengan kebutuhan anak dan keinginan anak, menurutnya belajar adalah hak bukanlah kewajiban yang harus dipaksakan kepada siapapun terutama kepada anak, anak dalam perkembangannya yaitu belajar dengan cara adopsi sehingga dalam orang tua ataupun teman bermain anak harus sangat memperhatikan perilaku dan  bicaranya, dengan mamberikan contoh yang baik kepada anak dapat memberi harapan bahwa anak nantinya akan tumbuh dengan perilaku yang baik pula tidak lupa dengan memperhatikan lingukungan belajar dan bermain anak karena dalam proses perkembangannya anak banyak belajar dari teman sebayanya di lingkungan bermain maupun belajarnya.


           

BAB V

Penutup

Kesimpulan

            Melihat dari pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses tmbuh kembang anak kita harus sangat memperhatikan peran orang tua karena orang tualah yang seharusnya ada di samping anak bukan pengasuh atau orang lain.
            Anak dengan gangguan tumbuh kembang seperti autis dapat disembuhkan sesuai dengan tingkat keparahan autis itu sendiri.
            Untuk menciptakan generasi mudah yang cerdas, kreatif, ceria dan berbudi luhur adalah dengan menganggap bahwa anak adalah titipan Allah SWT, menjaganya dengan baik dan menganggap bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa.
Mendidik dengan penuh cinta dan kasih dan memenuhi kebuthan belajar anak yaitu sesuai dengan kebutuhan anak dan keinginan anak, menurutnya belajar adalah hak bukanlah kewajiban yang harus dipaksakan kepada siapapun terutama kepada anak

Saran

            Kritik dan saran yang mambangun dapat membuat makalah ini lebih baik lagi. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.











Daftar Pustaka


Muliyadi Seto., Badia’ah Atik., Bahfud Soeroeyo.2013. “Menciptakan Generasi Cerdas Sejak Dini”. Yogyakarta.